“Bayu, kamu itu dari tadi ngapain sih ? kok kelihatan serius
sekali di depan komputer? “ tanya Pak Joko kepada anaknya dengan begitu
lugunya.
“ini nih yah, Bayu sedang milih-milih jersey original tim favorit
Bayu, bayu mau beli 1 yah” jawab Bayu yang masih tidak beranjak dari depan
komputer.
“Beli jersey kok di komputer ? beli jersey ya di toko olahraga dong
bayu..” tanya Pak Joko lagi yang masih belum mengerti apa yang dimaksud Bayu.
Bayu pun menjawab “Ayah, bayu itu mau beli jerseynya dari internet, bukan dari
komputer. Bayu beli sama orang yang punya toko olahraga dan dijual secara
online juga”.
“Walah bayu..bayu ayah ndak paham kamu itu ngomong apa” jawab Pak
Joko yang terlihat masih binggung.
Bayu pun akhirnya menjelaskan “Ayah,
sekarang itu sudah banyak orang yang membeli barang lewat internet, sama
seperti bayu yang beli jersey lewat internet. Ayah juga bisa kok kalau mau beli
barang lewat internet. Bahkan, sepatu yang ayah jual di toko, bisa juga kok
ayah jual di internet”. Pak Joko sedikit kaget “Sepatu yang ayah jual di toko,
dijual di internet ? memang bisa bayu ? “
Pebisnis Start Up, Ayo Melek Digital ! - Mungkin itulah gambaran dari kebanyakan orang yang masih “buta”
akan kemajuan teknologi saat ini. Masih banyak orang yang belum mengetahui
betapa dahsyatnya kekuatan teknologi. Orang-orang itulah yang disebut “Buta
Teknologi”. Sama halnya dengan “Buta Aksara” ataupun “Buta Warna”, orang-orang
“Buta Teknologi” tidak bisa melihat teknologi sebagaimana orang lain melihat
teknologi.
Orang-orang yang “Buta Teknologi” alias belum melek teknologi ini
beragam pemiliknya, baik dilihat dari umur maupun profesi. Bukan hal yang aneh
jika anda melihat seorang kakek-kakek mantan TNI tidak bisa mengoperasikan
komputer, namun tentu anda akan merasa aneh jika melihat seorang guru tidak
bisa mengetik di komputer. Memang aneh, tapi ini kenyataan. Masih ada
segelintir guru yang harus meminta tolong kepada muridnya untuk mengetikkan
soal ulangan. Hal yang sama juga terjadi terhadap segelintir pengusaha start up. Masih ada beberapa
pengusaha start up yang belum melek teknologi, seperti
Pak Joko yang saya ilustrasikan di atas.
Apa itu Start up Business ?
Berbicara mengenai start up, kurang afdhol rasanya jika anda tidak
melihat apa sebenarnya bisnis start
up itu. Seperti namanya yakni
start yang berarti memulai, bisnis start up adalah bisnis baru yang
pendapatannya relatif masih rendah. Bisnis start up ini umumnya berskala kecil
dan memperkerjakan karyawan dibawah 20 orang. Mudahnya, bisnis start up itu
seperti bisnis UKM atau Usaha Kecil Menengah.
Sebenarnya kata start up adalah kata yang digunakan untuk menyebut
perusahaan rintisan (baru) yang bergerak di bidang IT. Namun seiring
berjalannya waktu, istilah start
up business tidak hanya
sebatas perusahaan rintisan (baru) di bidang IT saja, tetapi juga mulai dipakai
dalam bisnis secara umum.
Melek digital dan Start up Business
Lalu apa hubungannya melek digital dan bisnis start up ? tentu
anda akan tertawa mendengar pertanyaan ini. Bagaimana tidak, bisnis start up
itu identik dengan bisnis yang bergerak di bidang IT, bisnis yang
menomorwahidkan teknologi. Apa jadinya bila seorang start upper tidak bisa teknologi ?
Sekarang yang menjadi masalah adalah bisnis start-up tidak hanya
sebatas bisnis maya yang keberadaannya hanya terendus lewat internet dan
perangkat teknologi lainnya. Kini, istilah start up juga digunakan untuk
menyebut semua bisnis baru. Ya, anda tidak salah dengar, semua bisnis baru !
Disinilah anda akan menjumpai permasalahannya. Tidak semua orang
yang merintis bisnis baru (start up business) paham betul dengan teknologi.
Contoh mudahnya adalah Ayah Bayu yang saya ilustrasikan diatas. Meskipun si
ayah memiliki toko sepatu, tetapi beliau tidak mengerti apa-apa tentang
teknologi. Ayah Bayu tidak paham dengan internet.
Di zaman yang sudah serba teknologi ini, tentu sudah menjadi
sebuah keharusan untuk bisa menguasai teknologi. Apalagi bagi seorang pebisnis
start up, teknologi menjadi elemen penting yang tak terpisahkan. Teknologi
melalui internet menawarkan kemudahan bagi pebisnis start up untuk memasarkan
produk mereka dengan biaya yang relatif murah. Pebisnis start up tidak perlu
pusing-pusing mencari tambahan dana untuk biaya promosi melalui media cetak
ataupun elektronik.
Menariknya, sebanyak 55 juta dari 245 juta penduduk di Indonesia
kini telah menggunakan internet. Alangkah rugi jika seorang pebisnis tidak
menggunakan internet untuk menarik 55 juta penduduk ini. Tidak hanya itu,
berdasarkan data Kominfo April 2012, jumlah pengguna jejaring sosial di
Indonesia juga besar. Setidaknya tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook
dan sebanyak 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia. Sungguh sangat
menggiurkan jika menjadikan internet sebagai media promosi yang murah meriah bagi
pebisnis start up.
Keuntungan Melek Digital
Dari berbagai fakta yang menggiurkan itu, tentu saja akan menjadi
sebuah keuntungan tersendiri apabila seorang pebisnis start up melek digital.
Pebisnis start up yang melek digital akan selangkah lebih maju daripada
pebisnis start up yang belum melek digital. Mudahnya, mari ambil contoh
pebisnis start up yang menggunakan internet dalam bisnisnya dan pebisnis start
up yang tidak.
Pebisnis yang melek digital tentu saja akan memanfaatkan internet
dalam kegiatan bisnisnya. Dengan menggunakan internet para pebisnis start up
akan mendapatkan banyak keuntungan. Keuntungan-keuntungan itu antara lain :
1. Mendapatkan pangsa pasar baru, yaitu pengguna internet dan
social media. Pasar menjadi tidak sebatas pada konsumen yang mengunjungi
toko saja.
2. Mengetahui trend yang sedang hangat di masyarakat sehingga
bisa memberikan inovasi–inovasi dalam usahanya sesuai dengan trend tersebut.
3. Unlimited time alias tidak terbatas waktu. Pebisnis start
up yang menggunakan internet sebagai alternatif berjualan selain secara
konvensional tidak akan terikat oleh waktu. Tidak ada kata toko tutup. Full 24
jam dalam 7 hari.
4. Dimana saja, siapa saja.
Keuntungan -keuntungan diatas hanyalah segelintir keuntungan yang
akan diperoleh pebisnis start up apabila mereka memaksimalkan internet dalam
kegiatan bisnis mereka. Tentu saja, pebisnis yang memaksimalkan internet dalam
kegiatan bisnis mereka adalah pebisnis yang melek digital ! hehehe
Sebaliknya, pebisnis start up yang belum melek digital akan
tertinggal satu langkah di belakang pebisnis start up yang sudah melek digital.
Kerugian-kerugian yang akan didapat pebisnis start up yang belum melek digital
diantaranya:
1. Pasar sebatas konsumen yang mengunjungi toko saja. Tidak
semua orang dapat membeli produknya.
2. Lambat mengetahui trend karena tidak terbiasa dengan
social media maupun internet.
3. Biaya promosi mahal, karena harus berpromosi tanpa melalui
internet dan harus berpromosi melalui radio, televisi ataupun media cetak.
4. Bisnis akan sulit berkembang.
Tentu menjadi sebuah kerugian besar apabila seorang pebisnis start
up, pebisnis yang baru memulai usahanya mengalami hal itu. Maka langkah pertama
yang harus dilakukan oleh pebisnis start up agar terhindar dari itu semua
adalaah…ya betul ! Melek digital ! mulai dari sekarang !
Kekurangan Melek Digital
Namun tetap saja, ibarat 2 sisi yang saling berlawanan, melek
digital tidak selalu berujung positif. Kadang melek digital juga bisa berujung
negatif. Agar lebih mudah, mari ambil contoh internet. Pebisnis start up yang
menggunakan internet (bisnis online) tidak selalu mendapatkan keuntungan dari
internet, kadang mereka justru menderita kerugian akibat internet. Berikut ini
beberapa kerugian pebisnis start up akibat internet :
1. Uang tidak bisa langsung diterima tunai karena pembayaran
biasanya dilakukan melalui transfer bank.
2. Tambahan biaya ongkos kirim barang kepada konsumen yang
membeli melalui internet sehingga barang menjadi lebih mahal dari harga
pasarannya.
3. Ada kecenderungan barang terlambat datang ke tangan
konsumen sehingga akan membuat konsumen merasa kecewa. Berbeda dengan konsumen
yang membeli langsung di toko, barang akan langsung berpindah tangan ke
konsumen.
4. Menjalankan bisnis melalui internet tidak sesimple
kelihatannya, pebisnis dituntut untuk dapat membuat sistem otomatis dalam toko
virtualnya.
Kripik Pedas “MAICIH”
Dari tadi ngomong teori mulu, bosen nih ! OK sekarang kita
kebahasan selanjutnya yang lebih santai ya..
Memang kurang pas rasanya apabila berbicara tentang bisnis tetapi
tidak ada bahasan pebisnisnya, hehehe. Karena sekarang anda sedang membaca
tentang bisnis start up dan kaitannya dengan melek digital, maka saya akan
menceritakan pebisnis yang tidak jauh-jauh dari bahasan kali ini.
Usaha start up memang identik dengan usaha baru. Tapi bukan
berarti usaha start up itu kalah dengan usaha-usaha yang telah lama berdiri.
Sebut saja Maicih, sebuah usaha kripik pedas yang sekarang sedang naik daun di
Indonesia. Dulunya, usaha ini juga merupakan usaha start up kecil dari seorang
Reza Nurhilman. Namun, berkat kegigihan dan inovasinya dalam mengembangkan
usaha akhirnya Maicih bisa menjadi seperti sekarang ini.
Keberhasilan Maicih ini tidak terlepas dari peran media digital.
Sang pemilik (Reza Nurhilman) bisa memanfaatkan dengan baik media digital dalam
memasarkan produknya. Ia memanfaatkan media digital itu dengan menjajakan
produk-produknya melalui jejaring sosial twitter. Sampai sekarangpun maicih
masih menggunakan twitter dalam menarik konsumen.
Salah satu faktor yang membuat Maicih bisa sukses seperti sekarang
ini adalah “melek digital”-nya Reza Nurhilman. Jika saja Ia tidak melek
digital, belum tentu Maicih bisa sesukses yang sekarang ini. Ingat ya, saya
bilang salah satu faktor loh, jadi tidak hanya faktor ini saja yang membuat
Maicih bisa sukses seperti yang sekarang ini, hehe..
So, The Conclusion Is….
Dari bahasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melek
digital itu penting bagi seorang pebisnis start up. Seorang pebisnis start up
hendaknya wajib menguasai teknologi dan media-media digital seperti internet.
Ngga ada salahnya kok menjadi melek digital, justru dengan melek digital akan
didapat banyak sekali manfaat, baik bagi pebisnis itu sendiri maupun bisnis
yang dijalankannya.
Tapi tetap saja, “melek digital” tidak sepenuhnya baik. Ada
kekuatan (strong) dan kelemahannya (weakness) sendiri-sendiri. Sebagai seorang
pebisnis yang handal, hendaknya anda memaksimalkan keuntungan “melek digital”
dan meminimalisir efek negatifnya, sehingga bisnis anda akan semakin berkembang.
Selain itu, kisah sukses yang ada dalam bahasan ini hendaknya
dijadikan motivasi untuk menjadi “melek digital” dan memanfaatkan media digital
dengan sebaik-baiknya.
Oh ya,
AXIS sebagai brand penyedia layanan internet memberikan kemudahan bagi anda
para pebisnis start up dalam melakukan aktivitas digital anda. Dengan didukung
jaringan yang luas, kuota besar dan harga paling hemat membuat aktivitas
digital anda semakin lancar tanpa pusing memikirkan biaya tambahan. AXIS emang
bener-bener internet untuk rakyat ! saya sudah membuktikannya sendiri kok :)
Untuk
website axis bisa anda kunjungi disini
Jangan
lupa like fanspagenya disini dan
follow twitternya @dunia_AXIS
ini ikut lomba blog AXIS melek digital untuk start up business ya ?
ReplyDeletesemoga sukses !
@Rizal : iya hehe, doain menang ya :)
ReplyDeleteKeren banget tulisannya....calon bakalan menang nih :)
ReplyDeleteSukses dengan kontesnya, gan!
Salam kenal dan kalau sempat mampir sekalian mengundang untuk gabung dengan teman-teman lain yang sudah SUBMIT URL BLOG-nya ke Direktori Weblog Indonesia :)
salam BLOGGER dan salam kenal dari blogger asal kota padang, sumatra barat.
ReplyDeletemaaf,saya masih Newbie
Memang sih klo pebisnis harus Visioner ya gan :D
ReplyDeletekak,, banner link kakak sudah terpasang dengan rapi di blog saya...silahkan di cek,,,http://dennyaby321.blogspot.com/
ReplyDeletepasang banner/link saya juga ya kak...
Konten yang menarik .....
ReplyDelete