Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang

Segala sesuatu yang ada di dunia pasti tak luput dari yang namanya kekurangan. Sama halnya dengan profesi guru. Entah itu guru zaman sekarang ataupun guru zaman dahulu, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mereka memiliki metode khas dalam mendidik murid-muridnya. 

Pada artikel sebelumnya tentang “Metode ‘Keras’, Apakah Manjur?” saya juga telah menyinggung sedikit tentang metode keras yang diterapkan oleh guru zaman dahulu, Anda mungkin bisa membacanya nanti.

Nah, kali ini saya akan berbicara mengenai 5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang. Hal apa sajakah yang membedakan guru Zaman Dulu dan Sekarang ? ini dia ..
Guru sedang Mengajar - 5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang

1.Cara Mengajar

Cara mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan menggunakan penjelasan yang bertele-tele, yang sepertinya setiap kata yang ada di buku itu dibaca. Dengan metode ini, pengetahuan yang diterima siswa hanya bersumber dari sang guru saja. 

Sedangkan guru zaman sekarang lebih sering hanya menjelaskan secara singkat materinya, lalu mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dengan cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar sekolah. Misalnya dengan browsing di Internet, mengikuti kursus, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak

2.Cara Menasihati Siswa

Cara menasihati siswa yang dilakukan oleh guru-guru zaman dulu adalah dengan kalimat- kalimat yang biasanya kasar. Seperti menyinggung kondisi ekonomi keluarganya, penampilannya, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat para siswa saat itu menjadi berfikir keras agar tidak akan diledek oleh guru-guru mereka. 

Perlakuan berbeda dilakukan guru zaman sekarang. Mereka biasanya menasihati para murid hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan murid tersebut. Cara ini kurang efektif karena murid kadang-kadang hanya mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.

3.Cara Berinteraksi Diluar Kelas

Guru-guru zaman dulu dengan gaya mengajarnya kaku, diluar kelas apabila disapa oleh murid nya, mereka hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja. Karena dalam diri mereka, ada suatu doktrin yang menjelaskan bahwa ada garis pemisah antara guru dan murid. Jadi, sang murid harus sangat menghormati gurunya. 

Sedangkan guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi diluar kelas. Misalkan saja ada murid-muridnya yang menyapa, mereka akan tersenyum lepas dan kadang-kadang justru bercanda dengan murid-muridnya itu. Seakan akan tidak ada garis batas antara murid dan guru. Guru pun bisa dijadikan tempat untuk mencurahkan segala isi hati kita (curhat) tentang sekolah maupun kehidupan sehari-hari kita.

4.Penggunaan Teknologi

Ketika zaman dulu, yang mana saat itu teknologi belum secanggih sekarang ini, seorang guru apabila ingin menjelaskan materinya, hanya dengan menggunakan kapur dan papan tulis kayu saja. Atau bila dengan alat bantu, paling jauh hanya menggunakan peta untuk pelajaran geografi. 

Hal yang sangat berbeda dilakukan oleh guru zaman sekarang. Guru sekarang lebih senang menuliskan materi ajarnya di sebuah file presentasi yang nanti hasilnya bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor. Disamping lebih praktis, cara ini bisa membantu para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu gambar/objek/benda.

5.Pemberian Nilai

Pemberian nilai yang dilakukan oleh guru zaman dulu selain nilai asli, ada nilai yang diambil secara subyektif oleh guru tersebut. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah kesopanan, etika, dan keantusiasan siswa tersebut dalam mendalami materi yang diajarkan guru tersebut. Sehingga dengan cara itu, nilai siswa benar-benar asli sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa tersebut. 

Berbeda dengan guru zaman sekarang. Kebanyakan guru zaman sekarang hanya mengisi kolom nilai seorang murid hanya dari hasil rata-rata ulangan ditambah tugas, dan keaktifannya dalam bertanya ataupun menjawab. Sehingga tidak jarang nilai yang muncul di rapor tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari murid tersebut.

Guru zaman dahulu dan zaman sekarang ternyata memiliki perbedaan yang sangat menonjol, dan ini menunjukkan ciri khas masing-masing guru. 

Nah, alangkah lebih baik, apabila hal yang baik di masa lalu diterapkan di masa kini dan hal yang buruk dijadikan pelajaran. Well, bagaimana menurut Anda ? setujukah dengan opini saya diatas ?

Oleh : +rizal bonggek 

*Tulisan ini dibuat oleh Bonggek Rizal dengan sedikit perubahan oleh admin

30 comments for "5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang"

  1. wah beda banget ya sob... Nice Info sob :)
    Absen pagi hari

    ReplyDelete
  2. hehehe mencari referensi untuk baca baca di pagi hari ini terima kasih untuk bacaan nya sob...

    ReplyDelete
  3. @bunuh-kebodohan



    Benar sekali.
    dulu jaman dulu sering mukul muridnya

    ReplyDelete
  4. menarik sekali artikel abang... mungkin semakin maju zaman guru juga harus punya alternatif lain dalam mengajar...lha sekarang murid lebih banyak tahu dari gurunya sihhh...kan ada internet sebagai guru favorit sekarang...hehehehe...sukses terus untuk abang ya

    ReplyDelete
  5. saya seorang guru SMA sobat dan mengajarkan TIK di sekolahan sy, saya merasakan betul perbedaan guru yg dahulu dengan sekarang, sekarang mengajar jauh lebih efektif dengan adanya bantuan dari perekmbangan teknologi sobat, tanpa bukupun sekalipun kita masih bisa belajar, hanya dengan bermodalkan searching ke internet sj sobat, bahkan sy melibatkan blog sy sebagai media proses belajar mengajar terhadap siswa sy sobat...

    terima kasih untuk artikelnya ini sobat...

    ReplyDelete
  6. hahaha ini patut di baca guru-guur sekarang.
    kunjungi dan joint juga Blog saya

    ReplyDelete
  7. Menurut saya tidak sepenuhnya yang anda sampaikan itu seperti kenyataannya sekarang lo? Kebetulan saat ini sy jg berprofesi sbg guru SMK :D

    Salam kenal dari saya ;)

    www.e-handbook.web.id
    www.arumartino.com

    ReplyDelete
  8. faktor perkembangan tecknologi dan pergaulan kayaknya berpengaruh deh dengan sistem pengajaran dan cara mengajar yaa

    salam blogwalking Orang Batak Lolos dari Penyiksaan Nazi

    ReplyDelete
  9. @Rama Arif Maulana : iya, metodenya jauh berbeda sob..
    ok, makasi kunjungannya sob :D

    ReplyDelete
  10. @bunuh-kebodohan : terima kasih udah mampir sambil cari referensi bacaan..
    nanti saya mampir juga ke blog sahabat :D
    @Taman Bacaan : sering dipukul sama gurunya ya dulu sob ? hehe, becanda
    tapi itulah yang membuat murid-murid dulu jadi manusia yang bermoral
    @KangFarhan : bner itu sobat, guru juga harus terus mengikuti perkembangan zaman, masa kalah sama internet ? hehe
    amiin, sukses buat sobat juga ya :D

    ReplyDelete
  11. @Asis Sugianto : semoga dengan semakin canggihnya teknologi, guru sekarang bisa lebih baik dalam mencetak murid yang berkualitas,
    wah ternyata sobat seorang guru ya, sukses buat sobat !
    @Adang Muhammad :bagi yang merasa guru, monggo dibaca artikel saya, hehe
    ok sob, nanti saya mampir ke blog sobat
    @Aru Martino : mungkin bisa dijabarkan sobat, apa saja yang tidak sepenuhnya sesuai ?

    ReplyDelete
  12. @JIMMY: iya sobat, perubahan teknologi dan pergaulan juga berpengaruh sama sistem pengajaran dan cara pengajaran, seperti yang saya katakan diatas tadi
    salam blogwalking juga :D
    @Inuzuka Grend: iya sobat, makasih juga yah atas kunjungannya :D

    ReplyDelete
  13. Follback sukses bang :)
    Absen malam sekalian nyimak artikelnya nih

    ReplyDelete
  14. @Black Angel Syndicate: oke, makasi sobat :D

    ReplyDelete
  15. begitulah.. masing2 ada kelebihan dan kekurangan masing2.. bedanya dulu kalo guru pake rotan.. guru sekarang cm bisa dipendam aja.. hahaha.. soalnya kalo cuma marahin dikit bisa berabe.. dimarahin ama sekolah n ortu murid.. sekalipun murid yg salah.. kadang jadi guru jg serba salah.. yah anak2 sekarang udah seperti raja.. bedalah perlakuannya ^^ soal nasihat menurutku lebih ke pemberian contoh atau kemukakan option2 akibat kelalaian murid.. semuanya kembalikan ke mereka sendiri.. apabila yg dia pilih ternyata merugikan diri sendiri dan orang lain.. dia harus memikul tanggung jawab tersebut tanpa mengeluh.. soal nilai.. sekolah sekarang perhatiin bgt grade mereka.. dan grade mrk itu penentu perkembangan sekolah jg.. jd banyakan jaman sekarang murid gimana bandel gimana susah diajarinna.. tetep aja ujung2na nilaina dibantu ama guru biar bisa lewat.. jadi yah sebenarna kalo soal nilai kurikulum dll.. bener2 guru sekarang tuh susah bgt.. mau jadi guru baik jg susah banget.. makanya muncullah banyak guru yg koruptor.. hahahaha.. bingung kan? yg harusna bersih dr hal semacam itu malah korup.. ^^ makanya kalo dapet guru yang baik.. hargailah mereka..

    ReplyDelete
  16. Ane kan pernah PPL, berikut tanggapanku dari masin2 poin:

    1. Dulu itu adalah Teacher Centered, tp sekarang Students Centered, so wajar jika siswa lebih dioptimalkan secara mandiri tuk ngerjakan tugas.

    2. Dulu guru lebih kaku, bahkan seringkali main kasar kalo nasehati murid, tp teori sekarang menunjukkan kalo pendekatan Psikologis lebih mudah dan baik bagi siswa (ex: tidak menegur didepan teman2nya)

    3. Guru sekarang lebih memilih loyal kpd murid karena begini adalah cara mengakrabkan murid dan guru, dg begini maka sikap sungkan murid menjadi hilang kpd guru. So klo murid gak bisa ttg materi pelajaran gak canggung lg mau tanya. TAPI pada beberapa guru yg terlalu loyal dg muridnya malah menyebabkan muridnya NGLUNJAK (dan hal itu ada).

    4. Teknologi sangat memudahkan guru dan murid, berbagai metode pembelajaran pun tercipta mulai awal tahun 2000an. Hasilnya sangat bagus buat siswa dan guru

    5. Subyektifitas hingga sekarang gak bisa dihilangkan, walau ini sepertinya kurang baik. Namun perlu diketahui bahwa dg subyektifitas itulah guru dapat mengukur prilaku atau afektif siswa. Klo guru gak subyektif maka sisi afektif siswa gak aka pernah bisa dinilai.

    Gitu dech tanggapanQ, maaf banyak... (CAGUR = Calon Guru)... wkwkwkwk

    ReplyDelete
  17. Untuk urusan efektif atau tidak efektif, kalo sebagai pedagang aku lebih melihat ke hasil akhirnya aja. Kira-kira mana yang lebih sopan dan berguna bagi bangsa yang makin terpuruk ini, orang-orang zaman dulu yang dididik secara jadul dengan orang-orang zaman sekarang yang dididik secara moderen?

    Aku pernah protes ke tetanggaku sewaktu dia dengan 'kejam' memukuli sapinya yang ngambek gak mau kerja meluku sawah (waktu kecil aku tinggal di daerah pinggiran yang masih banyak sawahnya). Dia dengan enteng bilang, 'Yah eneng, kalo masih jadi sapi ya, harus diperlakukan gini baru kerja. Kalo dialus-alusin sih, gak bakalan mau kerja tu neng, pikirannya molor mulu, makan, molor lagi'

    ReplyDelete
  18. mampir lagi nih ke blog sobat ijin baca-baca lagi sobat...

    ReplyDelete
  19. @Anonim: saya setuju sama yang sobat katakan, saya juga pernah diceritain sama guru saya bahwa ada walimurid yang melaporkan beliau ke polisi hanya gara-gara menjewer anaknya, sungguh miris..
    soal guru yang koruptor, memang ngga bisa dipungkiri sobat..
    dan, terakhir, guru memang wajib untuk dihormati :D

    ReplyDelete
  20. @Cendekiawan IT: keren mas ! salut saya bisa njabarin panjang banget kaya gitu, bikin artikel aja mas, hehe
    saya doain deh jadi guru beneran :D
    @buyung kiu : masa disamain sama sapi, hehe
    hasil akhir memang penting, tapi kata guru saya nih, proses jauh lebih penting sobat
    @Asis Sugianto : silahkan dibaca-baca sobat, maaf nih belum bisa posting artikel baru lagi, banyak tugas sekolah, hehe

    ReplyDelete
  21. nice info bang, oy link sobat dah saya pasang silahkan ceck DISINI

    ReplyDelete
  22. Semoga pendidik/guru di Indonesia akan semakin maju dan berkembang.

    ReplyDelete
  23. nah itu solusi yg lebih baik buat guru & murid....

    ReplyDelete
  24. 1 lagi kalo boleh menambahkan, banyak penyakitnya gan (kudis;kurang disiplin, kurap;kluar rapat mulu, tipus;tidak punya selera ngajar) hehe.
    salam kenal
    http://klosetide.wordpress.com/

    ReplyDelete
  25. kalau sekarang ini para murid di tuntut untuk aktif di luar jam sekolah

    ReplyDelete
  26. ayah saya selalu bilang bahwa dulu ia dan teman2nya jika melihat gurunya dari jauh langsung bersembunyi. takut berpapasan....
    yang saya bingungkan apakah ayah saya takut berpapasan krna kharisma guru atau karena galaknya sang guru

    ReplyDelete
  27. Makasih infonya sob,,jadi ingat masa lalu waktu masih SD, dulu teman saya gara2 gak bisa jawab soal dipapan tulis kepalanya langsung ditimpuk ke papan tulis, guru jaman dulu sadis2, tapi hal positifnya siswa jaman dulu kualitas akhlaknya lebih baik dari siswa jaman sekarang..kalau sekarang baru dihukum sedikit aja gurunya dibilang galak :), salam kenal ya...

    ReplyDelete