Wajah Buruk Sinetron Indonesia
Apa sih yang terlintas di benak kita tentang sinetron-sinetron yang ada
di Indonesia ? menarik atau justru tidak menarik ? setiap orang tentu memiliki
pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Namun, secara umum inilah beberapa
potret wajah Sinetron Indonesia...
1.Monoton dan Miskin Cerita
Mungkin itulah sebutan yang pas buat sinetron Indonesia. Sinetron
Indonesia terlalu monoton dan sangat sedikit cerita-cerita baru yang
dipertontonkan. Sinetron Indonesia selalu muluk-muluk dengan masalah percintaan
yang tidak direstui, percintaan terlarang, dan berbagai masalah percintaan,
tanpa dibumbui sesuatu yang menarik!
Plot ceritanya pun hampir sama antara sinetron satu dengan sinetron lainnya. Masalah-masalah baru selain percintaan sangat jarang diangkat dalam sinetron Indonesia.
Berbeda dengan drama korea yang selalu menampilkan sesuatu yang baru dan tidak monoton. Cerita-cerita yang dipertontokan juga tidak muluk-muluk soal cinta saja.
Berbagai jenis cerita banyak ditemukan dalam drama korea, misalnya saja “Master Of Study” yang mengangkat tema perjuangan seorang guru untuk membawa muridnya masuk ke universitas terkenal. Sehingga penonton pun tidak jenuh dan tidak merasa bosan. Terbukti drama korea lebih diminati ketimbang Sinetron Indonesia.
Plot ceritanya pun hampir sama antara sinetron satu dengan sinetron lainnya. Masalah-masalah baru selain percintaan sangat jarang diangkat dalam sinetron Indonesia.
Berbeda dengan drama korea yang selalu menampilkan sesuatu yang baru dan tidak monoton. Cerita-cerita yang dipertontokan juga tidak muluk-muluk soal cinta saja.
Berbagai jenis cerita banyak ditemukan dalam drama korea, misalnya saja “Master Of Study” yang mengangkat tema perjuangan seorang guru untuk membawa muridnya masuk ke universitas terkenal. Sehingga penonton pun tidak jenuh dan tidak merasa bosan. Terbukti drama korea lebih diminati ketimbang Sinetron Indonesia.
2.Tidak Mendidik
Apa yang bisa kita harapkan dari sinetron Indonesia ini ? tidak ada ! Sinetron
Indonesia sama sekali tidak mendidik, tidak ada moral value yang bisa
dipetik.
Justru, Sinetron-sinetron ini memberi contoh negatif kepada penonton. Bayangkan saja anak sekecil Baim sudah disuruh berakting pacaran di dalam sinetron yang bisa dilihat oleh semua orang. Hal ini tentu akan berdampak kepada anak-anak yang biasanya ikut bergabung menonton televisi bersama orang tuanya di malam hari. Apabila hal ini dilihat terus menerus oleh anak, tidak mustahil apabila sang anak menirunya.
Belum lagi banyak adegan kekerasan yang dipertontonkan secara vulgar, dan masih banyak lagi adegan yang sama sekali tidak memberikan nilai-nilai pendidikan.
Justru, Sinetron-sinetron ini memberi contoh negatif kepada penonton. Bayangkan saja anak sekecil Baim sudah disuruh berakting pacaran di dalam sinetron yang bisa dilihat oleh semua orang. Hal ini tentu akan berdampak kepada anak-anak yang biasanya ikut bergabung menonton televisi bersama orang tuanya di malam hari. Apabila hal ini dilihat terus menerus oleh anak, tidak mustahil apabila sang anak menirunya.
Belum lagi banyak adegan kekerasan yang dipertontonkan secara vulgar, dan masih banyak lagi adegan yang sama sekali tidak memberikan nilai-nilai pendidikan.
3.Sama Sekali Tidak Kreatif
Satu kata untuk sinetron Indonesia Sobat Blogger, yakni “TIDAK KREATIF”.
Lihat saja di stasiun-stasiun televisi yang memutar sinetron, apabila satu
sinetron habis, maka akan berlanjut ke sinetron lainnya.
Misalkan saja ada sinetron Cinta Fahri, jika sudah habis akan berganti menjadi Cinta Fahri 2, setelah habis lagi berganti nama menjadi CInta Fahri Season 3, begitu seterusnya sampai ratingnya turun.
Setelah ratingnya turun dan tidak laku, sinetron diakhiri, kemudian dibuat sinetron baru dengan judul yang hampir sama dan cerita yang tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan bahwa sinetron di Indonesia sama sekali tidak kreatif. Benar tidak Sobat Blogger ?
Misalkan saja ada sinetron Cinta Fahri, jika sudah habis akan berganti menjadi Cinta Fahri 2, setelah habis lagi berganti nama menjadi CInta Fahri Season 3, begitu seterusnya sampai ratingnya turun.
Setelah ratingnya turun dan tidak laku, sinetron diakhiri, kemudian dibuat sinetron baru dengan judul yang hampir sama dan cerita yang tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan bahwa sinetron di Indonesia sama sekali tidak kreatif. Benar tidak Sobat Blogger ?
4.Mudah Ditebak
Coba Sobat Blogger bandingkan drama korea dengan sinetron Indonesia.
Sebut saja Dong Yi yang ketika ratu terdahulu meninggal dan dia bisa
menaiki takhta ratu, justru memilih untuk tinggal di desa dan membantu orang
miskin di sana, sama sekali tidak terduga kan ?
Atau misalnya drama korea yang baru saja tamat di Indosiar kemarin 49 Days, penonton tidak akan menyangka bukan jika Shin Ji Hyun setelah berhasil mengumpulkan tiga air mata tulus dan hidup kembali harus mati lagi karena memang telah ditakdirkan mati ?
ngomong-ngomong, waktu drama ini tamat, temen-temen perempuan di kelasku pada gempar semua sama ceritanya yang sad ending. Tapi aku ngga terkejut tuh, soalnya udah baca sinopsisnya di internet, hehe.
Atau misalnya drama korea yang baru saja tamat di Indosiar kemarin 49 Days, penonton tidak akan menyangka bukan jika Shin Ji Hyun setelah berhasil mengumpulkan tiga air mata tulus dan hidup kembali harus mati lagi karena memang telah ditakdirkan mati ?
ngomong-ngomong, waktu drama ini tamat, temen-temen perempuan di kelasku pada gempar semua sama ceritanya yang sad ending. Tapi aku ngga terkejut tuh, soalnya udah baca sinopsisnya di internet, hehe.
Bandingkan dengan di Indonesia, ceritanya muluk-muluk itu aja. Yang baik
selalu ditindas oleh yang jahat. Yang jahat terus saja menindas dan yang baik
tetap saja sabar. Dan endingnya yang jahat mati, masuk penjara atau kalo ngga
tobat, gitu mulu kan ? dan yang baik tentunya hidup bahagia selamanyaa… wehehe,
gampang banget ketebaknya !
5.Cerita Yang Berulang-Ulang dan Tidak ada Endingnya
Berapakah episode satu buah sinetron di Indonesia ? apakah 100 ? 200 ?
nggak sobat Blogger ! sampai 500 keatas bahkan bisa. Terus aku mikir dalam
hati, Episode sebanyak itu gimana ceritanya ya ?
Rata-rata Sinetron Indonesia itu akan berakhir tidak sesuai dengan cerita awalnya. Ketika tokoh utamanya mati, muncul tokoh-tokoh baru yang mengisi cerita. Lalu, dikemudian hari ternyata tokoh utama masih hidup dan ternyata dia ketuker, wehehe.
Agaknya penulis skenario ini menulis script untuk mengejar episode, tanpa mengindahkan keutuhan cerita. Ceritanya pun berulang-ulang, ketika tokoh utama mati, hidup lagi. Ketika tokoh utama ketahuan selingkuh, pacarnya minta putus dan waktu pulang ketabrak mobil. Tapi ternyata abis ketabrak mobil, pacarnya masih hidup dan diam diam balas dendam. Gituuu aja berputar-putar tanpa ada kerangka cerita yang jelas.
Rata-rata Sinetron Indonesia itu akan berakhir tidak sesuai dengan cerita awalnya. Ketika tokoh utamanya mati, muncul tokoh-tokoh baru yang mengisi cerita. Lalu, dikemudian hari ternyata tokoh utama masih hidup dan ternyata dia ketuker, wehehe.
Agaknya penulis skenario ini menulis script untuk mengejar episode, tanpa mengindahkan keutuhan cerita. Ceritanya pun berulang-ulang, ketika tokoh utama mati, hidup lagi. Ketika tokoh utama ketahuan selingkuh, pacarnya minta putus dan waktu pulang ketabrak mobil. Tapi ternyata abis ketabrak mobil, pacarnya masih hidup dan diam diam balas dendam. Gituuu aja berputar-putar tanpa ada kerangka cerita yang jelas.
Berbeda dengan drama korea yang dipoles dengan sedikit episode. Rata-rata
per satu drama hanya ada 16-20 episode dan semua itu memiliki konteks kerangka
cerita yang jelas, sehingga drama itu menjadi suatu kesatuan cerita yang utuh.
Itulah Wajah Buruk Sinetron Indonesia yang bisa aku tulis hari ini. Gimana
menurut Sobat blogger ? setuju atau tidak setuju ? oh iya, Maaf kalo aku kebanyakan
bandingin sama drama korea, soalnya aku kepingin dunia akting Indonesia bisa
seperti di korea sana. Tidak ada salahnya kan Indonesia belajar dari Negara lain demi
kemajuan kita semua ? see you next time…
Emang sinetron indonesia itu gak berkualitas,hanya bisa merusak mental masyarakat
ReplyDeleteiya btol tuuu sob sinetron Indonesia niii gak da kualitasnya masa ceritanya itu2 ja gak pernah berubah dan yang ngeselin lagi sob ceritanyaaa banyak kali masalahnya gak pernah selesai2 jadi pening aku nengoknya
ReplyDeletewalaupun gitu sob tetep aja ortuku nengok yang namanya sinetron jadi pening awak nengoknya
sek asek asek...
ReplyDeleteGimana y mw bilangnya? Seni indonesia tu gk ad yg bs jd budaya pop. Mua-muanya diimpor dari mule peniti, komputer, bahkan ampe buday-budayanya juga. Jepang punya J-music, anime, ama cosplay. Korea pny boyband, girlband, ato halliu wave istilahnya. Amerika ap lagi. Inggris pny british invasion, italia pny Seri A, nah indo pny ap?
ReplyDeleteMusik jiplak, ramayana cerita india, candi jg inspirasinya dari sana, bahkan soal Cinta yg tiap detik diiklanin di sinetron yg pertama neliti tu org Amrik. Gmn mw nangkal budaya asing kl budaya sendiri aj kita gk pny yg pop?
Jangan bawa2 budaya, bang... Budaya itu luas. Kita disini cuma bahas dunia entertain. Gak lebih.
Deletesebenernya bisa, cuma ya masyarakatnya juga biasanya cuma maunya itu2 aja, belum lagi yang punya ide2 kreatifnya ga disupport sama yang punya uang.
DeleteSINETRON=PENJAJAHAN (tindakan pembodohan bangsa, dan pemalasan generasi penerus bangsa)
ReplyDeletesinetron di indonesia rata - rata menampilkan adegan yang tidak patut untuk di tonton... ironis.. tragis,,
ReplyDeleteMaaf sebelumnya, saya ingin meluruskan fakta bahwa sebenarnya drama Korea yang berjudul, Master of Study, adalah drama yang dijiplak dari drama Jepang yang berjudul Dragon Zakura. Drama ini diadaptasi dari komik yang berjudul sama karya Mita Norifusha. Dibintangi artis terkenal Jepang, Abe Hiroshi, Yamashita Tomohisa, Aragaki Yui, Nagasawa Masami. Silakan Search sendiri kalau tidak percaya.....
ReplyDeleteJadi intinya, Korea tidak ada bedanya dengan Indonesia, suka jiplak drama dari negeri tetangganya sendiri. Banyak sekali drama Jepang yang dijiplak oleh Korea. Thanks
Itu namanya remake. Dan itu sudah memiliki izin. Bukan hanya korea, jepang sendiri juga pernah membuat remake drama korea. Sampai thailand juga buat remake. Bedain remake, bedain jiplak atau plagiat. Jiplak atau plagiat contohnya drama My love from the stars yg sempat di jiplak oleh RCTI tanpa memiliki izin apapun.
DeleteBedakan jiplak dengan adaptasi cuy. Cabe dehh
ReplyDeleteKorea banyak bgt ngadaptasi manga dan drama jepang. Ex: (jepang-korea) Hana kimi-To the beautiful you, hana yori dango-bbf, daan masih banyak lagi (maaf lupa judulnya).. Tapi hebatnya versi korea bisa lebih mem-booming dari pada versi originalnya.
ReplyDeleteHampir sebagian besar sinetron sekarang banyak yang kurang mendidik,hanya sekedar kejar tayang tanpa peduli kualitas,moga besok-besok dapat berubah menjadi sinetron yang berkualitas dengan alur cerita kuat serta orisinil..
ReplyDeleteanime2 jp sperti anime hyouka, gj-club,anohana dari kyoto animation,rebuild evangelion gainax,dan lain-lain bahkan lebih keren, walapun skarang biaya produksinya tak semahal dulu yg bisa jadi produksi sinetron indo lbih mahal dari pada anime... blajarlan dari ngara2 sperti jpng yng bahkan bisa menyulap animasi 2D yng mulai ditinggalkan dunia barat menjadi lebih terkenal dari animasi 3D atau full action dunia barat yg untuk pembuatannya jauh lebih susah..
ReplyDeleteanime2 jp sperti anime hyouka, gj-club,anohana dari kyoto animation,rebuild evangelion gainax,dan lain-lain bahkan lebih keren, walapun skarang biaya produksinya tak semahal dulu yg bisa jadi produksi sinetron indo lbih mahal dari pada anime... blajarlan dari ngara2 sperti jpng yng bahkan bisa menyulap animasi 2D yng mulai ditinggalkan dunia barat menjadi lebih terkenal dari animasi 3D atau full action dunia barat yg untuk pembuatannya jauh lebih susah..
ReplyDeleteMending nonton si doel.
ReplyDeletehaha tapi udah di bombardir ama komen komen negatip masyarakat sinetron indo tetep aja ga ada perubahan, malah cendrung tambah ga jelas. terlalu makasain ama episode panjang, akhirnya malah muter2 ga jelas dah ceritanya,
ReplyDeletedulu2 mah masih ada yang bagusan, misal : galang/preman kampus...cuma pendapat
Sinetron indonesia taiii...
ReplyDeleteapa algi kebanyakan , tema cinta mlulu -_-
ReplyDeleteudah jarang nonton TV
ReplyDeletekangen acara lama yang menyenangkan
Kalau saya yang nulis ceritanya, satu sinetron itu paling hanya akan jadi 12 episode atau maksimal 26 episode dengan jam tayang seminggu sekali agar lama. Dan bukannya lanjut terus tuju hari seminggu selama tiga jam berturut-turut. Selain itu definisi cinta di Indoensia itu simple banget. Cinta : Pacaran. Huhhhhhhhhhhhh. . . .
ReplyDeleteiya sih gan .. bnyak skali sinetron yang sangat buruk di indonesia.. jdi solosiny gimana yah :/ apalagi sinetron indo*iar yg selalu mnayangkan permasalahan rumah tangga :v
ReplyDeleteSeharusnya kita yang bangkit berkarya bukan hanya mengolok 😁
ReplyDeleteSaya masih kelas 5 sd.Saya melihat hal hal yang negatif dari teman sekelas saya, sekitar 98% suka nonton sinetron cinta, 2% tidak. Banyak yang suka berantem. Saya prihatin dengan kelakuannya tersebut.. Bagaimana generasi penerus bangsa ini?!!
ReplyDeleteSetuju. Bahkan Klo adek aku nonton sinetron pengen rasanya aku ganti, tapi orangnya suka marah-marah klo diganti chanelnya.
ReplyDeleteSinetron indonesia itu kurang bermutu. Contohnya aja adegan kejar-kejaran, tokoh-tokohnya pasti ada aja sempet melakukan sesuatu yang nggak perlu, entah itu salto, jumping kendaraan, dll. Klo itu terjadi di dunia nyata mana ada orang yang mau repot-repot ngelakuin itu, bikin capek aja.
Semoga aja sinetron indonesia kedepannya jadi lebih baik.
Sepakat sekali. Saya harap kedepan sinetron indonesia ceritanya dikembangkan atas keprofesian, seperti grey's anatomy di US atau The Doctors di Korea untuk Profesi dokter, atau profesi lain juga bisa. Agar jadi inspirasi dan mendidik bangsa
ReplyDeletebahkan drama korea aja 20an episode masih suka kebanyakan adegan gak penting, ini sampe 1000 episode, mati aja wkwk
ReplyDeleteyoi sampe muak liatnya, kapan itu yang di RCTI tamat udah bener bener bosen liatnya.mungkin penulis skenarionya lg bingung apa ya mau ngasih ending gimana orang ceritanya aja udah ga berinti dan berkonflik sm sekali. payah, bukannya gimana gimana gw emang lbh suka drakor soalnya kualitasny lbh menjamin dan kalo pengen sinetron kita banyak diminati pembuatan sinetron hrus benar2 drubah.
ReplyDelete